|

    Suasana Menjelang Sore di Pelataran Candi Borobudur

    Sebelumnya saya sudah beberapa kali mengunjungi Candi Borobudur. Kemegahan bangunan candi yang satu ini memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Sambil menikmati arsitekturnya, saya selalu merasa heran dan kagum jika mencoba membayangkan bagaimana Candi Borobudur dibangun di masa lampau dimana teknologi dan peralatan canggih belum tersedia seperti sekarang ini. Rasa heran dan kagum ini bercampur pula dengan rasa panas. Ya betul! panas terik matahari yang menyengat kulit ketika berwisata di Candi Borobudur pada waktu yang tidak tepat. Mungkin anda pernah mengalami hal yang serupa?

    Sedikit informasi dari wikipedia, Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Arsitektur Candi Borobudur dihiasi banyak stupa serta memiliki 6 teras berbentuk bujur sangkar dan di atasnya terdapat 3 pelataran melingkar. Puncak dari bangunan candi ini berupa stupa utama terletak di tengah dan berukuran paling besar diantara stupa yang lain.

    Lokasi favorit untuk menikmati Candi Borobudur menurut saya adalah di sekitar pelataran dekat dengan stupa utama. Di pelataran ini tak ada tempat untuk berteduh. Saran saya, jika cuaca sedang cerah, antara jam 10 hingga jam 2 siang sebaiknya hindari berkunjung ke pelataran ini. Sebutlah ini sebagai “jam-jam ekstrem” berkunjung. Memang paparan sinar matahari secara langsung dapat diatasi dengan payung, namun hawa panas dari batu-batu candi tak bisa dihindari. No where to hide.

    Candi Borobudur Menjelang Sore Hari

    Kunjungan kali ini ke Candi Borobudur saya mencoba mengatur waktu untuk menghindari “jam-jam ekstrem” berkunjung. Sebagai informasi tambahan tiket masuk ke Candi Borobudur untuk dewasa sebesar Rp50.000 dan anak 3-10tahun sebesar Rp25.000. Candi dibuka mulai dari jam 6 pagi hingga jam 5 sore. Saya memilih watu sore hari demi untuk menghindari resiko bangun kesiangan. Dengan kata lain semula rencananya pagi namun kenyataannya sore.

    Saya sudah memperkirakan lamanya perjalanan dari Yogyakarta. Saya tiba di lokasi Candi Borobudur sekitar jam 3.30. Saya langsung menuju loket tiket dan lanjut ke lokasi candi.

    Diluar bangun kesiangan, ahirnya semua berjalan sesuai harapan saya. Kali ini saya mendapatkan suasana pelataran Candi Borobudur di sore hari yang lebih nyaman dibanding terahir kali saya kesini. Langitnya cerah namun terasa tidak terlalu panas sehingga saya tidak membutuhkan payung.

    Pemandangan indah di sore hari di pelataran candi borobudur memang mengesankan. Perpaduan antara panorama alam yang indah dengan arsitektur candi dari abad ke-8 yang megah!


    Deretan stupa di pelataran Candi Borobudur

    Desa yang terdekat dengan candi ini disebut desa Bore (Boro).

    Mendekati sunset. Pada menit-menit ini petugas sudah mulai meminta pengunjung untuk turun meninggalkan lokasi candi.

    Ada 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila.

    Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

    Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.

    Di “jam-jam ekstrem” siang hari kita bisa saja berteduh disini. Namun tak banyak yang bisa dilihat.

    Sambil diawahkan turun oleh petugas banyak juga pengunjung yang masih asik berfoto. Seolah tak ingin melewatkan momen sunset begitu saja.

    Similar Posts